TIPE-TIPE BELAJAR
A. Pengertian Tipe-tipe Belajar Dalam praktik pengajaran, penggunaan suatu dasar teori untuk segala situasi merupakan tindakan kurang bijaksana. Tidak ada suatu teori berguru pun cocok untuk segala siatuasi. Karena masing-masing mempunyai landasan yang berbeda dan cocok untuk situasi tertentu. Robert M. Gagne (1970) mencoba melihat banyak sekali teori berguru dalam satu kebulatan yang saling melengkapi dan tidak bertentangan. Menurut Gagne berguru mempunyai delapan tipe. Kedelapan tipe itu bertingkat, ada hierarki dalam masing-masing tipe setiap tipe berguru merupakan prasyarat bagi tipe berguru di atasnya.
Tipe belajar dikemukakan oleh Gagne pada hakikatnya merupakan prinsip umum baik dalam berguru maupun mengajar. Artinya, dalam mengajar atau membimbing siswa berguru pun terdapat tingkatan sebagiamana tingkatan berguru di atas. Kedelapan tipe itu ialah sebagai berikut :
1. Tipe Belajar Isyarat (Signal Learning)
Belajar instruksi ibarat dengan conditionde respons atau respons bersyarat ibarat menutup lisan dengan telunjuk, instruksi untuk tiba mendekat. Menutup lisan dengan telunjuk dan lambaian tangan ialah isyarat, sedangkan membisu dan tiba ialah respons. Tipe berguru semacam ini dilakukan dengan merespons suatu isyarat. Jadi, respons yang dilakukan itu bersifat umum, kabur, dan emosional. Menurut Therndike (1961) bentuk berguru ibarat ini biasanya bersifat tidak disadari, dalam arti respons diberikan secara tidak sadar.
2. Tipe Belajar Stimulus-Respons (Stimulus Respons Learning)
Berbeda dengan berguru isyarat, respons bersifat umum, kabur, dan emosional. Tipe berguru S-R, respons bersifat spesifik. 2 x 3 = 6 ialah bentuk suatu relasi S-R. Mencium stimulus respons sama dengan teori asosiasi (S-R bond). Setiap respons sanggup diperkuat dengan reinforcement. Hal ini berlaku pula pada tipe belajar stimulus respons.
3. Tipe berguru Belajar Rangkaian (Chaining)
Rangkaian atau rantai dalam shaining ialah semacam rangkaian antara banyak sekali S-R yang bersifat segera. Hal ini terjadi dalam rangkaian motorik; ibarat gerakan dalam mengikat sepatu, makan-minum-merokok ata gerakan verbal ibarat selamat-tinggal, bapak-ibu.
4. Tipe berguru Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation)
Tipe belajar ini ialah bisa mengaitkan suatu yang bersifat verbalisme kepada sesuatu yang sudah dimilikinya. Misal “Pyramide itu berbagun limas” ialah pola tipe berguru asosiasi verbal. Seseorang sanggup menyatakan bahwa pyramide berbagun limas jikalau beliau mengetahui banyak sekali bangun, ibarat balok, kubus, kerucut. Hubungan atau asosiasi verbal terbentuk bila unsur-unsurnya terdapat dalam urutan tertentu, yang satu mengikuti yang lain.
5. Tipe belajar Diskriminasi (Discrimination Learning)
Tipe belajar ini ialah pembedaan terhadap banyak sekali rangkaian ibarat membedakan banyak sekali bentuk wajah, hewan, tumbuhan, dan lain-lain
6. Tipe Belajar Konsep (Concept Learning)
Konsep merupakan simbol berpikir. Hal ini diperoleh dari hasil memuat tafsiran terhadap fakta atau realita, dan relasi antara banyak sekali fakta. Suatu konsep sanggup diklasifikasi menurut ciri tertentu. Mislanya konsep wacana manusia, konsep burung, konsep ikan, dan lain-lain. Kemampuan seseorang sanggup membentuk konsep apabila orang tersebut sanggup melaksanakan diskriminasi.
7. Tipe Belajar Aturan (Rule Learning)
Tipe berguru atauran ialah lebih meningkat dari tipe berguru konsep. Dalam berguru aturan, seseorang dipandang telah mempunyai banyak sekali konsep yang sanggup dipakai untuk mengemukakan banyak sekali formula, hukum, atau dalil. Mislanya seseorang eksklusif menyampaikan bahwa dalam suatu segi tiga besar sudut seluruhnya ialah 180 derajat.
8. Tipe Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Tipe berguru yang terakhir ialah memecahkan masalah. Tipe berguru ini sanggup dilakukan oleh seseorang apabila dalam dirinya sudah bisa mengaplikasikan banyak sekali aturan yang relevan dengan duduk kasus yang dihadapinya. Dalam memecahkan duduk kasus diharapkan waktu yang cukup, bahkan ada yang memakan waktu terlalu lama. Juga seringkali harus melalui banyak sekali langkah, ibarat mengenal tiap unsur dalam duduk kasus itu. Dalam segala langkah diharapkan pemikiran sehingga dalam memecahkan duduk kasus akan diperoleh hasil yang optimal.
Kedelapan tipe belajar di atas sepertinya para jago setuju merupakan tipe berguru yang mempunyai hierarki. Setiap tipe berguru merupakan prasyarat bagi tipe berguru selanjutnya. Sebaiknya tiap tipe berguru memerlukan penguasaaan pada tipe berguru di tingkat bawahnya. Belajar memecahkan duduk kasus contohnya harus menguasai sejumlah aturan yang relevan, seterusnya untuk berguru aturan perlu penguasaan beberapa konsep yang dipakai pada aturan.
Dalam kaitan dengan perencanaan pengajara, tipe berguru ini perlu menerima perhatian, lantaran hal ini menjadi salah satu faktor yang turut memilih keberhasilan pengajaran yang diberikan kepada siswa. Dengan kata lain, semoga siswa berguru mencapai taraf yang lebih tinggi, diharapkan kemampuan guru dalam menerapkan prinsip-prinsip sebagiamana yang telah diuraikan di atas.
Artikel : Tipe-tipe Belajar