PRINSIP RELEVANSI DAN FLEKSIBILITAS PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman berguru yang disediakan bagi siswa di sekolah. Kurikulum disusun oleh para andal pendidikan/ andal kurikulum, andal bidang ilmu, pendidikan, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dinamis. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus selalu dikembangkan dan disempurnakan supaya sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta masyarakat yang sedang membangun. Pengembangan kurikulum harus didasarkan pada prinsip-prinsip pengembangan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan supaya hasil pengembangan kurikulum tersebut sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan akseptor didik, lingkungan, kebutuhan tempat sehingga sanggup memperlancar pelaksanaan proses pendidikan dalam rangka perwujudan atau pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Dalam perjuangan untuk menyebarkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang harus kita perhatikan. supaya kurikulum yang kita jalankan benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan. Prinsip-prinsip dasar yang akan dipakai dalam kegiatan pengembangan kurikulum intinya merupakan kaidah-kaidah atau aturan yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, sanggup memakai prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru membuat sendiri prinsip-prinsip baru.
Secara gramatikal prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian di atas tersirat makna bahwa kata prinsip itu pertanda pada suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, mempunyai sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa. Prinsip mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan keberadaanya sesuatu. Dengan mengenali prinsip dan memperhatikan prinsip, maka akan bisa menyebabkan sesuatu itu lebih efektif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan perihal hakikat yang dikandung oleh sesuatu, mungkin produk atau proses, dan bersifat memperlihatkan rambu-rambu aturan main yang harus diikiti untuk mencapai tujuan secara benar.
Pengertian dan fungsi prinsip di atas bisa dijadikan dasar untuk menjelaskan arti dan fungsi dari prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian perihal banyak sekali hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan banyak sekali hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum (curriculum planning), yang intinya prinsip-prinsip tersebut merupakan ciri dari hakikat kurikulum itu sendiri.
Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan dan kreasi elemen-elemen kurikulum. Agar dalam proses pengembangan kurikulum itu bisa berjalan secara efektif dan efisien, maka dalam bekerjanya para pengembang kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Dengan merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, para pengembang kurikulum akan bisa bekerja secara mantap, terarah, dan dengan hasil yang bisa dipertanggung jawabakan.
Pengembangan kurikulum ialah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga sanggup memperlihatkan kondisi berguru mengajar yang baik. Dengan kata lain pengembangan kurikulum ialah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum gres melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Prinsip kurikulum sanggup juga dikatakan sebagai aturan yang menjiwai pengembangan kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan supaya kurikulum yang didesain atau dihasilkan sesuai dengan ajakan semua pihak yakni anak didik, orangtua, masyarakat dan bangsa. Pada umumnya andal kurikulum memandang kegiatan pengembnagn kurikulum sebagai suatu proses yang kontinu, merupakan suatu siklus yang menyangkut beberapa kurikulum yaitu komponen tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi.
1. Relevansi
Herry Hernawan dkk (2002) Prinsip relevansi kurikulum merupakan rel-nya pendidikan untuk membawa siswa sanggup hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa baik dalam pengetahuan, perilaku maupun keterampilan sesuai dengan tuntunan dan harapan masyarakat oleh alasannya itu pengalaman-pengalaman berguru yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat.inilah yang dimaksud prinsip relevansi.ada dua macam relevansi,yaitu relevansi internal dan relevansi eksternal. Relevansi internal ialah bahwa setiap kurikulum harus mempunyai keserasian antara komponen-komponennya, yaitu harmonis antara tujuan yang harus dicapai,isi,materi atau pengalaman berguru yang harus dimiliki siswa,strategi atau metode yang dipakai serta alat penilain untuk melihat ketercapain tujuan.relevansi internal ini pertanda keutuhan suatu kurikulum. Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip ini ada dua jenis, yaitu relevansi eksternal (external relevance) dan relevansi internal (internal relevance).
Relevansi Keluar (Eksternal), yaitu tujuan, isi, dan proses berguru yang tercakup dalam kurikulum itu sendiri. Maksudnya tujuan, isi, dan proses berguru yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan masyarakat, yang menyiapkan siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Isi kurikulum mempersiapkan siswa kini dan siswa yang akan tiba untuk kiprah yang ada dalam perkembangan masyarakat.
a. Ada tiga macam relevansi eksternal dalam pengembangan kurikulum:
Relevan dengan lingkungan hidup akseptor didik (relevansi sosiologis).
Bisa diartikan bahwa proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum hendaklah diubahsuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. Contohnya untuk siswa yang ada di perkotaan perlu diperkenalkan kehidupan di lingkungan kota, ibarat keramaian dan rambu-rambu kemudian lintas; tata cara dan pelayanan jasa bank, kantor pos, dan lain sebagainya. Demikian juga untuk sekolah yang berada di tempat pantai, perlu diperkenalkan bagaimana kehidupan di pantai, ibarat mengenai tambak, kehidupan nelayan, koperasi, pembibitan udang, dan lain sebagainya.
b. Relevan dengan perkembangan zaman baik kini maupun dengan yang akan datang
Bisa diartikan bahwa relevansi harus sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis). Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan datang. Misalkan untuk kehidupan yang akan datang, penggunaan komputer dan Internet akan menjadi salah satu kebutuhan, maka dengan demikian bagaimana cara memanfaatkan komputer dan bagaimana cara mendapat informasi dari Internet sudah harus diperkenalkan kepada siswa. Demikian juga dengan kemampuan berbahasa. Pada masa yang akan tiba dikala pasar bebas ibarat persetujuan APEC mulai berlaku, maka masyarakat akan dihadapkan kepada persaingan merebut pasar kerja dengan orang-orang asing. Oleh karenanya keterampilan berbahasa gila sudah harus mulai dipupuk semenjak sekarang
Bisa diartikan bahwa relevansi harus sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis). Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan datang. Misalkan untuk kehidupan yang akan datang, penggunaan komputer dan Internet akan menjadi salah satu kebutuhan, maka dengan demikian bagaimana cara memanfaatkan komputer dan bagaimana cara mendapat informasi dari Internet sudah harus diperkenalkan kepada siswa. Demikian juga dengan kemampuan berbahasa. Pada masa yang akan tiba dikala pasar bebas ibarat persetujuan APEC mulai berlaku, maka masyarakat akan dihadapkan kepada persaingan merebut pasar kerja dengan orang-orang asing. Oleh karenanya keterampilan berbahasa gila sudah harus mulai dipupuk semenjak sekarang
c. Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan dan tuntutan dan potensi akseptor didik (relevansi psikologis). Artinya bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus bisa memenuhi dunia kerja. Untuk sekolah kejuruan contohnya, jika dahulu di Sekolah Kejuruan Ekonomi dilatih bagaimana supaya siswa bisa memakai mesin tik sebagai alat untuk keperluan surat-menyurat, maka kini mesin tik sudah tidak banyak digunakan, akan tetapi yang lebih banyak dipakai komputer. Dengan demikian, keterampilan mengoperasikan komputer harus diajarkan.
Untuk memenuhi prinsip relevansi ini, maka dalam proses pengembangannya sebelum ditentukan apa yang menjadi isi dan model kurikulum yang bagaimana yang akan digunakan, perlu dilakukan studi pendahuluan dengan memakai banyak sekali metode dan pendekatan ibarat melaksanakan survei kebutuhan dan tuntutan masyarakat; atau melaksanakan studi perihal jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan oleh setiap forum atau instansi.
Relevansi Didalam (Internal), yaitu adanya kesesuaian atau kosistensi antara komponen-komponen kurikulum yaitu antara tujuan, isi proses penyampaian dan penilaian. Relevansi ini memperlihatkan suatu keterpaduan kurikulum.
Pengembangan kurikulum yang mencakup tujuan, isi dan system penyampaian harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta harmonis dengan perkembanagan ilmu pengetahuan dan tegnologi.
Sebagai teladan pengembangan kurikulum yang mempertimbangkan relevansi dalam pengembangannya ialah kurikulum KBK yang berkembang menjadi KTSP sesuai kebutuhan relevan dengan perkembangan jaman kemudian kemudian berubah sampai kini menjadi kurikulum 2013.
2. Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas berarti suatu kurikulum harus elastis (tidak kaku), terutama dalam hal pelaksanaannya. Pada dasarnya, kurikulum didesain untuk mencapai suatu tujuan tertentu sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Meskipun demikian, dalam proses pegembangan kurikulumnya harus fleksibel. Didalam kurikulum harus terdapat suatu sistem tertentu yang sanggup memperlihatkan alternative dalam mencapai tujuannya. Pengembangan kuriklum harus memakai banyak sekali metode atau cara-cara tertentu yang sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu, tempat dimana kurikulum itu diterapkan.
Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan supaya yang dihasilkan mempunyai sifat luwes, elastis dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian menurut situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar belakang akseptor didik Prinsip fleksibilitas mempunyai dua sisi: Flexible dalam menentukan aktivitas pendidikan serta fleksibilitas dalam menyebarkan aktivitas pengajaran.
Fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian menurut situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang akseptor didik. Apa yang dibutuhkan dalam kurikulum ideal adakala tidak sesuai dengan kondisi kenyataan yang ada. Bisa saja ketidaksesuaian itu ditunjukkan oleh kemampuan guru yang kurang, latar belakang atau kemampuan dasar siswa yang rendah, atau mungkin sarana dan prasarana yang ada di sekolah tidak memadai. Kurikulum harus bersifat elastis atau fleksibel. Artinya, kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan.
Prinsip fleksibilitas mempunyai dua sisi:
1. Fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memperlihatkan ruang gerak bagi guru untuk menyebarkan aktivitas pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.
2. Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan banyak sekali kemungkinan aktivitas pilihan sesuai dengan talenta dan minat siswa.
Kurikulum harus sanggup mempersiapkan anak untuk kehidupan kini dan yang akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang mempunyai latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian menurut kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
#PRINSIP RELEVANSI DAN FLEKSIBILITAS PENGEMBANGAN KURIKULUM