Monday, December 17, 2018

√ Keinginan Terhadap Literasi Digital Berbasis Teknologi Informasi

Secara bahasa, Literasi ialah Keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca. Literasi mungkin telah menjadi istilah yang familiar bagi banyak orang. Namun tidak banyak dari mereka yang memahami makna dan definisinya secara jelas. Dalam pengertian lain, literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang di dalamnya mencakup kemampuan membaca dan menulis.


Pemerintah telah meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) untuk dilakukan di seluruh satuan pendidikan. Hanya perlu dipahami oleh kita semua, bahwa literasi ti­dak hanya sekedar pada tata­ran adaptasi membaca dan menulis saja, tetapi aktivitas literasi perlu juga menitik berat­kan pada literasi yang berbasis teknologi informasi. Literasi Digital, yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi menyerupai pe­ranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta susila dan etiket dalam memanfaatkan teknologi untuk kegiatan literasi.

Kenapa harus juga menguasai Teknologi Informasi? ... Teknologi warta sampaumur ini menjadi hal yang sangat penting un­tuk mendukung kegiatan pen­didikan. Teknologi Informasi diterapkan guna meningkatkan pengelolaan warta alasannya ialah meningkatnya kompleksitas dari kiprah manajemen, alasannya ialah efek warta internasi­onal (global), dan alasannya ialah per­lunya waktu tanggap (respons time) yang lebih cepat dalam menuntaskan problem atau ke­butuhan administratif.

Literasi digital sanggup meningkatkan efisiensi dan efektifiatas pem­belajaran, juga dengan literasi digital sanggup me­ningkatkan kreativitas terutama para guru atau pendidik dalam menciptakan model-model pem­belajaran bagi siswanya. Dan banyak sekali kegiatan yang sifatnya administraif bagi guru dan siswa akan lebih gampang dikerjakan serta efisien.

Literasi digital pun sanggup menawarkan gairah gres bagi para pendidik dalam menciptakan penemuan dan kreativi­tas pembelajaran, tidak hanya berdampak nyata bagi pembe­lajaran siswa, tetapi juga akan menawarkan pengetahuan pada pendidik dan juga fasilitas dalam memenej banyak sekali peker­jaan yang berafiliasi dengan pembelajaran.

Konsep Literasi Digital akan sejalan dengan gagasan “Sekolah tanpa Ker­tas” atau “School with Paperless” yang pernah dikumandangkan oleh B.J. Habibie. Sejalan dengan itu salah satu organisasi profesi guru yaitu Ikatan Guru Indonesia (IGI) sangat mendukung terciptanya ke arah itu melaui program-program yang diluncurkannya yaitu Menemu Baling atau Program Literasi Berbasis IT dan Sagusatab (satu guru satu tablet) serta aktivitas lainnya yang sangat mendukung terciptanya kompetensi guru dan digitalisasi pembelajaran dan pendidikan.

Semua konsep pemikiran yang dilontarkan oleh para praktisi aplikasi literasi digital, penggiat literasi dan pihak-pihak yang turut mendukung terciptanya literasi digital semua akan bermuara pada pemegang kebijakan yang mempunyai segala hak untuk menyebabkan dunia pendidikan ini hanya tergusur mengikuti arus atau menjadi biro pembaharu. Kelompok-kelompok kecil penggiat literasi digital berbasis IT akan tetap berjalan dan melaju biar harapan titik puncak menawarkan ruang kepada guru dan siswa yang mau menembus ruang dan waktu dalam pembelajaran dan pendidikan menerima daerah yang layak untuk berkreasi.

Semoga !!!


by Toto Sugianto
founder of http://tozsugianto.com

Sumber http://www.tozsugianto.com/