Monday, December 18, 2017

√ Kumpulan Tausiyah Ramadhan Tema Pentingnya Tauhid Dalam Hidup

Bismillahirrohmanirrohim, assalamualaikum wr.wb.
Pertama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT sebab limpahan rahmat dan hidayah Nya kita semua sanggup berkumpul kembali dalam majelis ilmu yang mudah-mudahan selalu diberkahi Allah SWT. Sholawat dan salam sentiasa kita curahkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga simpulan zaman.

Pada kesempatan ini kita akan mencoba membahas ihwal pentingya tauhid dalam kehidupan. Saya akan coba mengisahkan sebuah riwayat pada zaman nabi dahulu kala yang mudah-mudahan sanggup menginsiprasi kita semua hari ini. Diceritakan dalam suatu riwayat bahwa dahulu kala ada seseorang yang kaya raya berjulukan fulan. Fulan ini pada suatu ketika dihampiri oleh seseorang dari negeri seberang yang kemudian meminta proteksi pinjaman dinar untuk suatu keperluan. Lantas si fulan tanpa sedikit pun keraguan menunjukkan pinjaman kepada seseorang tadi sejumlah 2.000 dinar yang bila dikalkulasikan ketika ini dalam rupiah maka sekitar 2 milyar lebih. Uang tersebut dijanjikan akan dikembalikan pada beberapa bulan kemudian.

Si fulan kemudian bertanya kepada kepada peminjam uang tadi, "wahai sahabat, kemudian siapakah yang akan menjadi saksi dari perjanjian ini?". Sang peminjam uang menjawab "cukuplah Allah yang menjadi saksi bahwa saya meminjam uang dari engkau". Si fulan kemudian percaya kepada sang peminjam uang sesudah ia berkata ibarat itu. Sang peminjam uang berkata bahwa ia akan menepati janjinya dengan mengembalikan uang tersebut beberapa bulan kemudian dan meminta si fulan untuk menjemputnya ke pelabuhan.

Sang peminjam uang pun kemudian pulang ke negeri asalnya dengan membawa dinar dari si fulan. Waktu pun berlalu dan datang saatnya di peminjam uang untuk mengembalikan dinar yang ia pinjam dari si fulan. Saat ia akan mengembalikan dinar ke negeri fulan, ia terkejut sebab di pelabuhan tidak ada satu kapalpun yang sanggup mengantarkannya ke negeri si fulan. Sang peminjam uang kemudian galau dan jadinya menemukan kotak kayu dan menaruh dinar di kayu tersebut dan menulis surat di dalamnya kemudian menghanyutkannya ke lautan lepas. Sebelum mennghanyutkan kotak kayu tersebut ia berkata "Ya Allah, sebetulnya saya ingin menepati janjiku kepada si Fulan untuk mengembalikan pinjaman ini tapi tidak ada satu kapalpun yang berlabuh dan sanggup mengantarkanku kesana". "Sesungguhnya saya hanya berharap kepadaMu". Ia kemudian menghayutkan dinar tersebut dan kembali ke rumahnya.

Di negeri seberang, si fulan menunggu di tepi pelabuhan untuk mencari kapal sebab sang peminjam uang menjanjikan akan mengembalikan uang pada ketika itu. Ia terkejut sebab tidak ada satu kapalpun berlabuh. Lalu ia mencari kesana kemari dan jadinya menemukan sebuah kotak peti dan sesudah dibuka ternyata berisi dinar. Dalam kotak tersebut si fulan menemukan surat yang isinya "wahai fulan saya sebetulnya ingin menepati janjiku untuk mengembalikan dinar ini kepadamu, tapi apa daya tidak ada satu kapal pun yang sanggup mengantarkanku, maafkan aku".

Beberapa bulan kemudian, sang peminjam uang pergi lagi ke negeri si fulan dengan membawa dinar yang akan ia kembalikan. Kali ini ada banyak kapal yang berlabuh dan sanggup ia naiki. Setelah hingga negeri seberang, bergegas ia menemui si fulan dan menunjukkan 2.000 dinar kepadanya. Peminjam uang berkata "fulan, maafkan saya sebab saya tidak sanggup menepati janjiku untuk melunasi hutang pada ketika jatuh tempo". Si fulan berkat "sahabatku, engkau tidak perlu menunjukkan dinar itu kepadaku lagi, sebab Allah sudah mengantarkan dinar yang engkau kirimkan kemarin sebelumnya".

Hadirin sekalian dari kisah tersebut kita sanggup mengambil nasihat bahwa tauhid atau akidah sebetulnya kepada Allah SWT ialah fondasi utama kehidupan ini. Dengan bertauhid maka kita tidak akan pernah merasa tidak senang sebab segala sesuatu ialah milik Allah dan apa yang telah diberikan ialah yang terbaik bagi kita. Banyak sekali dalam kehidupan kini ini kita sangat jauh dari Allah SWT bahkan mempersekutukan Allah demi menggapai sesuatu. Sementara Allah berfirman
[1:5] Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

Kadangkala kita meminta sesuatu tidak eksklusif kepada Allah padahal Ia lah penguasa seluruh alam semesta dan isinya. Tidak ada satu hal pun yang tidak sanggup dilakukan Allah. Tauhid kepada Allah SWT bagaikan tali pegangan yang akan menunjukkan kita energi yang maha dahsyat sehingga kita senantiasa yakin bahwa Allah akan menunjukkan jalan keluar dari semua dilema kehidupan yang kita alami. Makara hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan ketauhidan kita kepada Allah SWT sebab hanya kepadaNya kita sanggup meminta pertolongan di dunia yang semakin hari semakin sekuler ini. Semoga tausiyah singkat ini sanggup menambah wawasan kita mengenai tauhid kepada Allah SWT dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Wassalamualaikum wr. wb.

Sumber http://www.gurugeografi.id