Wednesday, June 21, 2017

√ Sinagoga Daerah Beribadah Agama Yahudi

Pengertian Sinagoga Tempat Beribadah Agama Yahudi


Sinagoga atau Kanisah (bahasa Inggris: Synagogue) yaitu nama daerah beribadah orang Yahudi. Di dalam bahasa aslinya (bahasa Yunani: συναγωγή, synagogē atau sunagogē, berarti “perkumpulan”; bahasa Perancis/bahasa Inggris: synagogue) terdiri dari kata Yunani συν (syn, = bersama), dan αγωγή agogé, berguru atau pendidikan, sinagoga mempunyai arti “belajar bersama” selain berkumpul bersama. Kata tersebut merupakan terjemahan dari kata Ibrani, eda, yang berarti jemaah, sehingga pengertian sinagoga yang bergotong-royong bukanlah suatu daerah atau gedung tertentu melainkan persekutuan.


Sinagoga, bersama gerakan Yudaisme Rabinik, mempunyai kiprah penting dalam membentuk rujukan keagamaan Yahudi hingga kini, khususnya setelah Bait Suci yang menjadi sentra peribadah umat Yahudi hancur pada tahun 70 M.


 


Asal Mula Sinagoga Tempat Beribadah Agama Yahudi


Ada banyak sekali teori mengenai asal mula sinagoga, yakni sebagai berikut.


Sejak Zaman Musa


Tradisi Yahudi menyebutkan akar sinagoga dimulai semenjak zaman Musa, atau bahkan pada zaman para PatriarkhFlavius Yosefus dan Philo menyatakan bahwa sinagoga didirikan oleh Musa sebagai daerah orang-orang Yahudi mendengarkan Taurat seminggu sekali.


Targum Onkelos menyatakan Yakub sebagai pelayan sinagoga (Kejadian 25:27), sedangkan Targum Yonatan mengatakan bahwa Yitro mengajak Musa untuk mengajarkan umat Israel mengenai doa-doa yang harus diucapkan di dalam sinagoga-sinagoga mereka. Kemudian Targum Tawarikh mengartikan bukit pengorbanan yang ada di Gibeon sebagai suatu sinagoga.


Sejak Masa Reformasi Yosia


Ada teori dari Julian Morgenstern bahwa sinagoge mulai berdiri di Israel sebagai jawaban dari Reformasi Yosia, yakni ketika mezbah-mezbah dan bukit-bukit pengorbanan dari tradisi religius non-Yahudi dihancurkan.


Menurut Morgenstern, kuil-kuil di pelosok Israel terus digunakan sebagai daerah pertemuan keagamaan pada hari Sabat dan pada ketika perayaan-perayaan Yahudi.


Pendapat lain diberikan J. Weingreen yang menyanggah pendapat Morgenstern dengan alasan bahwa reformasi Yosia telah menghancurkan kuil-kuil di pelosok juga. Menurutnya, Yosia mendirikan tempat-tempat lain sebagai ganti kuil-kuil tersebut untuk peribadahan rakyat.[5] Akan tetapi, teori Weingreen ini dipandang lemah alasannya yaitu tidak mempunyai bukti dari riwayat reformasi Yosia.


Sebelum Pembuangan


R.W. Moss mengajukan pendapat bahwa sinagoge telah ada sebelum masa Pembuangan ke Babilonia abad ke-6 SM.[5] Ia menyatakan bahwa pada mulanya sinagoga merupakan sekolah dan instansi pemerintahan setempat sebelum bermetamorfosis sentra ibadah pada masa Pembuangan.


Sejak Zaman Makabe


Ada beberapa hebat yang menyatakan asal mula sinagoga pada zaman Makabe atau sehabis penghambatan zaman Makabe. Hal tersebut didasarkan pada bukti-bukti arkeologis yang menyatakan bahwa pada era ke-3, sinagoge belum dikenal di Palestina. Bukti arkeologis menyatakan sinagoga tertua yang peninggalannya ditemukan di Palestina berasal dari era ke-1 M.


Akan tetapi, teori ini lemah alasannya yaitu pemberontakan Makabe sepertinya berkaitan erat dengan sinagoge, yang mana dikatakan bahwa salinan-salinan Taurat direbut dan dibakar oleh musuh, sehingga mengambarkan bahwa sinagoge telah ada sebelum pemberontakan Makabe.


Pada Masa Pembuangan


Kebanyakan hebat mendukung pendapat bahwa sinagoga mula-mula berdiri di pembuangan di Babel yakni semenjak era ke-5 SM. Argumentasi dari para hebat didasarkan pada jauhnya orang-orang Yahudi dari Bait Suci yang merupakan sentra ibadah mereka, padahal mereka perlu mempertahankan identitas kepercayaan mereka di Babel yang merupakan daerah asing.


Karena itu, orang-orang Yahudi mulai berkumpul di rumah-rumah mereka sendiri dan membahas Kitab Suci secara teratur, serta melaksanakan perayaan kurban dan perayaan lainnya di tempat-tempat tertentu dan hal itulah yang kesannya menjadi asal mula sinagoga.


Argumentasi ini didukung dengan kenyataan bahwa impian untuk kembali ke tanah air Palestina masih terjaga di kalangan umat Yahudi walaupun telah hidup dalam pembuangan selama puluhan tahun. Selain itu, Taurat masih dipertahankan penggunaannya, bahkan menerima bentuknya yang semakin formal pada masa Pembuangan tersebut. Salah satu catatan mula-mula mengenai umat berkumpul bersama untuk membahas Firman Allah tertulis dalam Kitab Yehezkielpasal 8:1.


 


Sinagoga di Surabaya


Sinagoga ini didirikan oleh orang-orang Yahudi lokal pada tahun 1939. Ini yaitu satu-satunya sinagog yang digunakan ketika ini di Indonesia.


Bangunan persegi panjang berlantai satu ini mempunyai pintu masuk kayu di sisi barat, Bimah kayu yang dihiasi bintang-bintang David di sisi timur dan di depannya, sebuah Tabut kayu berukir. Keseluruhan struktur sinagoge sangat kecil dan sederhana. Itu dikelola oleh beberapa keluarga Yahudi.


Satu-satunya sinagoga di Surabaya, Jawa Timur telah dirobohkan meskipun upaya pemerintah setempat untuk mendaftar daerah ibadah Yahudi tersebut sebagai warisan kota. Sinagoga ini terletak di Jl. Kayon dan kediaman dokter keturunan Yahudi selama era ke-19. Dokter itu bersama dengan keturunan Yahudi lain yang bekerja di sebuah perusahaan yang dimiliki pemerintah Belanda pada ketika itu.


 


Pengertian Sinagoga Tempat Beribadah Agama Yahudi √ Sinagoga Tempat Beribadah Agama Yahudi

Sinagoga Tempat Beribadah Agama Yahudi di Surabaya. Sumber foto: Wikipedia


 


Perkembangan Sinagoga




  • Melihat informasi yang menyinggung perihal sinagoga, sanggup disimpulkan bahwa sinagoga telah usang ada sebelum masa Perjanjian Baru. Yesus Kristus kerap kali mengunjungi sejumlah sinagoga di Galilea (misalnya dalam Injil Markus pasal 1). Di dalam catatan Perjanjian Baru, sinagoge telah ada di mana-mana, baik di Palestina maupun di luar Palestina. Pada waktu Paulus dan rekan-rekannya pertama kali mengunjungi suatu kota di wilayah Roma, mereka mula-mula mengunjungi sinagoga setempat. Di dalam bukti arkeologis lainnya, terdapat bukti adanya sinagoga di Mesir pada era ke-3 SM, dan tentu saja bukan yang pertama didirikan di situ.




  • Pada masa pasca-Pembuangan, institusi Bait Suci dikembangkan kembali dan menjadi sentra keagamaan orang-orang Yahudi. Akan tetapi, kiprah sinagoga-sinagoga tetap penting sebagai daerah komplotan orang-orang Yahudi di perantauan. Karena itulah, orang-orang Yahudi di luar Palestina biasa mengumpulkan persembahan tahunan untuk mendukung peribadahan di Bait Suci, terlebih bagi mereka yang tidak sanggup tiba ke Bait Suci untuk mengikuti ritus tahunan. Selain itu, sinagoge juga berperan untuk mempertahankan identitas Yahudi di perantauan melalui pembacaan Kitab Suci, doa-doa, dan perayaan hari besar Yahudi.




  • Perkembangan sinagoga juga amat dipengaruhi oleh perkembangan kaum Farisi pada era ke-2 SM. Pada waktu itu, orang-orang yang sanggup membaca serta menafsirkan Taurat yaitu kaum Farisi, sehingga mereka berperan besar di dalam persekutuan-persekutuan lokal di kalangan rakyat Yahudi.




  • Hal yang sama terjadi ketika Bait Suci dihancurkan tahun 70 M dan umat Yahudi tersebar ke tempat-tempat lain. Kelangsungan identitas Yahudi menjadi tergantung pada kaum Farisi, yang disebut juga rabi alasannya yaitu hanya mereka yang sanggup membaca dan menafsirkan Taurat. Mereka berperan penting di dalam sinagoga-sinagoga lokal di tempat-tempat orang Yahudi tinggal.




  • Pada masa itulah, studi terhadap Taurat, doa-doa, dan perbuatan baik menggantikan ritus Bait Suci dan persembahan kurban. Peran penting sinagoge dan rabi masih berlangsung hingga masa kini.




  • Sepanjang sejarah Yahudi, sinagoga-sinagoga dibangun oleh majemuk orang, menyerupai para orang-orang raya maupun kaum-kaum tertentu. Misalnya, sinagoga-sinagoga Sephardi yang didirikan oleh kaum Sephardi yang mengungsi ke kota-kota besar, di mana sudah terdapat jemaah-jemaah Yahudi.




  • Umat Yahudi Eropa Timur dicirikan oleh adanya kloiz (harfiah, “tempat berkumpul”) di mana jemaah yang seprofesi beribadah bersama-sama. Jadi, ada kloiz penjahit, kloiz pemikul air, dan seterusnya.




  • Satu kloiz yang hingga kini masih dilekati nama tersebut yaitu Sinagoge Breslov di Uman, Ukraina, yang mengakomodasi ribuan jamaah pada program Breslover tahunan Rosh Hashana kibbutz (pertemuan doa).




  • Sinagoga ini disebut “Kloiz Baru” untuk membedakannya dari “Kloiz Lama”, yang dibangun oleh Nathan dari Breslov pada 1834.




 


Fungsi Sinagoga


Pendidikan


Ada hebat yang beropini bahwa pendidikan keagamaan berupa pembacaan dan penafsiran Taurat merupakan fungsi utama dari sinagoga. Diketahui bahwa di sinagoga, Taurat tidak hanya dibicarakan dan dibahas pada waktu kebaktian, tetapi juga di dalam kurikulum pendidikan sehari-hari. Selain itu, pelajaran mengenai hal-hal umum juga diberikan di sinagoga.


Sinagoga juga menjadi daerah bagi calon-calon anggota gres agama Yahudi yang berasal dari non-Yahudi. Di dalam kitab-kitab Perjanjian Baru orang-orang menyerupai itu disebut dengan istilah “orang-orang yang takut akan Allah”. Oleh karena itu, sanggup disimpulkan bahwa sinagoge juga menjadi daerah pendidikan bagi calon-calon agama Yahudi, namun tentu saja ini tergantung situasi dan peraturan masing-masing sinagoga.


Peribadahan


Ada pula ahli-ahli lain yang beropini bahwa fungsi utama sinagoge yaitu dalam hal peribadahan. Ibadah-ibadah dilangsungkan di situ pada hari Sabat dan hari-hari besar lainnya.


Pusat ibadah yaitu pembacaan Taurat, dan seluruh desain dan suasana ruangannya diarahkan kepada pembacaan tersebut. Selain itu, sinagoge juga berfungsi sebagai daerah doa pada jam-jam doa Yahudi, dan dengan berkiblat ke arah Yerusalem.


Pertemuan-Pertemuan


Selain fungsi pendidikan dan peribadahan, sinagoga juga berfungsi sebagai daerah pertemuan-pertemuan masyarakat untuk membicarakan masalah-masalah sosial, politik, maupun keagamaan. Karena itu, sinagoge juga sanggup menjadi daerah pengadilan.


 


Petugas Sinagoga


Arkôn


Arkôn yaitu petugas utama di sinagoga yang menjadi kepala dan berperan penting di dalam semua acara yang berlangsung. Tugas utamanya yaitu mengatur ketertiban sinagoga dan umat yang berkumpul di situ, serta mengawasi ibadah yang berlangsung.


Khazzân


Khazzân yaitu petugas yang bertanggung jawab atas tugas-tugas garang hingga kiprah pengawasan secara umum, termasuk juga melaksanakan tugas-tugas administratif.


Ia bertugas merawat gedung sinagoga, perabot-perabot, kitab-kitab sinagoga. Ia juga yang berdiri di atas gedung sinagoge dan memproklamasikan mulainya hari Sabat dan masa-masa raya.


Syelîakh Sibûr


Syelîakh Sibûr bertugas untuk mengucapkan doa di dalam ibadah. Syarat-syarat seorang Syelîakh Sibûr yaitu aktif, dewasa, kepala keluarga, tidak kaya, bukan pedagang, mempunyai bunyi nyaring, dan pandai mengajar.


Ada kemungkinan bahwa pada awalnya Syelîakh Sibûr bukanlah jabatan melainkan seorang yang dipanggil khusus untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. Sering terjadi bahwa posisi ini dirangkap oleh Khazzân, sehingga kesannya lambat laun kedua jabatan itu melebur menjadi satu sehingga istilah Khazzân dan Syelîakh Sibûr disamakan begitu saja.


 


Peribadahan Sinagoga


Ibadah di dalam sinagoga mempunyai unsur-unsur syema, doa, pembacaan Taurat dan kitab-kitab Nabi, dan pengucapan berkat.


Syema


Syema merupakan suatu ratifikasi kepercayaan orang Yahudi yang berisi keyakinan akan keesaan Tuhan. Di dalam kitab-kitab Injil, Yesus mengutip syema untuk menjawab pertanyaan, “hukum manakah yang terutama di dalam Taurat?”


Doa


Doa yang diucapkan dinamakan syemoneh ezreh atau delapan belas berkat. Bentuknya yang definitif disusun pada tahun 110 M, namun beberapa kalimat permulaannya disusun sehabis runtuhnya kota Yerusalem tahun 70 M. Untuk mengucapkan doa, umat berdiri dan pada simpulan doa mereka mengucapkan ‘amin’.


Pembacaan Taurat


Pembacaan Taurat mengikuti rujukan tertentu yang berlangsung selama tiga tahun sehingga sehabis tiga tahun seluruh Taurat telah dibaca seluruhnya.


Pembacaan kitab-kitab Nabi ada, namun belum mempunyai rujukan tertentu sehingga pemilihan bacaan diserahkan kepada yang bertugas membacanya.


Di Palestina, pembacaan Taurat diikuti dengan penerjemahan teks bacaan tersebut ke dalam bahasa Aram. Kemudian di dalam sinagoga-sinagoga di perantauan luar Palestina, pembacaan Taurat diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Orang yang menerjemahkan haruslah orang yang dianggap bisa alasannya yaitu ada peraturan yang ketat mengenai akurasi teks-teks Kitab Suci.


Kitab Taurat (Ibrani: תּוֹרָהTorah – yang berarti “instruksi”; Arab: التوراة‎, Al-Tawrāh) yaitu lima kitab pertama Tanakh/Alkitab Ibrani dan bagian Perjanjian Lama di AlkitabKristen. Dalam bahasa Yunani kumpulan 5 kitab ini disebut Pentateukh (“lima wadah” atau “lima gulungan”). Taurat yaitu bab terpenting dari kanon/kitab suci orang Yahudi.


Kelima kitab dalam Taurat adalah:



  • Kitab Kejadian, bahasa Latin: Genesis, bahasa Ibrani: beresyit (בראשית),

  • Kitab Keluaran, bahasa Latin: Exodus, bahasa Ibrani syemot (שמות),

  • Kitab Imamat, bahasa Latin: Leviticus, bahasa Ibrani wayiqra (ויקרא),

  • Kitab Bilangan, bahasa Latin: Numerii, bahasa Ibrani bemidbar (במדבר),

  • Kitab Ulangan, bahasa Latin: Deuteronomium, bahasa Ibrani debarim (דברים).


Uraian Nas Kitab Suci


Sesudah nas Kitab Suci dibacakan, kadang kala ada yang bertugas menguraikan isinya. Akan tetapi, uraian tersebut bukanlah merupakan bab wajib dari ibadah. Di dalam teks-teks Perjanjian Baru hal ini terlihat dari cerita di mana Yesus dan Paulus diundang untuk menguraikan Kitab Suci di sinagoga tertentu (Matius 4:13 3, 13-34, Kisah Para Rasul 13:15).


Pengucapan Berkat


Ibadah ditutup oleh petugas yang mengucapkan berkat sehabis diberi isyarat oleh Khazzân. Ada yang menganggap bahwa tradisi tersebut berasal dari ritus Bait Suci. Petugas berdiri menghadap umat, sedangkan umat berdiri dengan tangan terangkat setinggi bahu, sambil mengulangi, kata demi kata, apa yang diucapkan oleh petugas.


 


Perempuan dalam Sinagoga


Mengenai kiprah wanita di dalam sinagoga, masih terjadi perdebatan, termasuk mengenai kiprah wanita di dalam ibadah. Philo mencatat bahwa di sinagoga Aleksandria, wanita dipisahkan dari laki-laki, dan menempati ruangan luar (serambi) sedangkan kaum pria menempati ruang dalam.


Akan tetapi, melalui inovasi dua puluh inskripsi (tulisan yang terpahat pada batu) dari sinagoga Yahudi kuno, diketahui nama perempuan-perempuan yang menjadi anggota-anggota terkemuka serta pemimpin-pemimpin di komunitas-komunitas Yahudi. Hal ini menyampaikan situasi sosial pada masa itu bahwa pada daerah dan waktu tertentu, wanita juga sanggup menempati posisi yang tinggi dalam kehidupan religius komunitas Yahudi.


 


Pengertian Sinagoga Tempat Beribadah Agama Yahudi √ Sinagoga Tempat Beribadah Agama Yahudi

Belz Great sinagoga terbesar didunia. The Belz World Center of Torah & Chassidus Beit Hamedresh Hagadol, Kiryat Belz – Yerusalem. Sumber foto: Wikimedia Commons


 


Belz Great Sinagoga Terbesar di Dunia


Belz Great Sinagoga adalah sinagoge terbesar di Israel. Itu dibangun oleh komunitas Hasid Belz dengan dukungan keuangan dari para pendukung dan pengagumnya di seluruh dunia.


Pada 1980-an, Rabi Yissachar Dov Rokeach, Belzer Rebbe kelima, mempelopori rencana sinagog besar yang akan didirikan di lingkungan Kiryat Belz di Yerusalem. Bangunan itu, dirancang dengan empat pintu masuk yang sanggup diakses oleh masing-masing dari empat jalan di lingkungan puncak bukit, akan menjadi replika dari struktur yang dibangun oleh Belzer Rebbe pertama, Sar Shalom, yang dibangun di kota Belz pada tahun 1843. Itu akan meliputi daerah kudus utama yang megah, ruang berguru yang lebih kecil, ruang ijab kabul dan kafe mitzvah, perpustakaan, dan fasilitas umum lainnya.


Dana untuk proyek ambisius bernilai jutaan dolar itu dikumpulkan di antara Belzer Hasidim dan ditambah dengan banyak sekali proyek penggalangan dana sepanjang 1980-an dan 1990-an.


Sinagog orisinil di Belz, didedikasikan pada tahun 1843.

Seperti sinagoga asli, yang membutuhkan waktu 15 tahun untuk menyelesaikannya, sinagoga Belz gres yang kini mendominasi cakrawala Yerusalem utara juga membutuhkan waktu 15 tahun untuk dibangun. Itu didedikasikan pada tahun 2000.


Tempat kudus utamanya menampung 10.000 jamaah. Bahtera kayu berornamen, sebuah item untuk Guinness Book of Records, tingginya 12 meter dan berat 18 ton. Ini mempunyai kapasitas untuk menampung 70 gulungan Taurat. Sembilan daerah lilin, masing-masing berdiri setinggi 18 kaki (5,5 m) dan lebar 11 kaki (3,4 m), masing-masing berisi lebih dari 200.000 keping kristal Ceko.


Berbeda sekali dengan sinagog agung, dingklik kayu sederhana dan shtender yang digunakan oleh Rabi Aharon Rokeach ketika ia tiba ke Israel pada tahun 1944 berdiri di sebuah wadah beling di sebelah bahtera.


 


Bacaan Lainnya



 


Pengertian Sinagoga Tempat Beribadah Agama Yahudi √ Sinagoga Tempat Beribadah Agama Yahudi

Apakah Anda mempunyai sesuatu untuk dijual, disewakan, layanan apa saja yang ditawarkan atau lowongan pekerjaan? Pasang iklan & promosikan jualan atau jasa Anda kini juga! 100% GRATIS di: www.TokoPinter.com


 


Pengertian Sinagoga Tempat Beribadah Agama Yahudi √ Sinagoga Tempat Beribadah Agama Yahudi

3 Langkah super mudah: tulis iklan Anda, beri foto & terbitkan! semuanya di Toko Pinter


 


Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai


Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar kalau Anda mengunduh aplikasi kita!


Siapa bilang mau pandai harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang menciptakan Anda menjadi lebih smart!



Sumber bacaan: The Museum of Jewish PeopleBBCUCAN


                      


Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”

Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya








Sumber aciknadzirah.blogspot.com