Wednesday, June 21, 2017

√ Ayat-Ayat Al-Qur’An Perihal Taat Kepada Allah Dan Rasulnya

A.      Mengartikan QS. An-Nuur : 54 dan QS. An-Nisaa : 80 Tentang taat kepada Allah dan RasulNya
قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ (٥٤)
Katakanlah: "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan bila kau berpaling Maka Sesungguhnya kewajiban Rasul itu ialah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kau sekalian ialah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan bila kau taat kepadanya, pasti kau menerima petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan memberikan (amanat Allah) dengan terang". (QS. An-Nuur : 54)

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا (٨٠)
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka (QS. An-Nisaa : 80)



B.      Menjelaskan Kandungan QS. An-Nuur : 54
Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan kepada mereka untuk taat kepada Allah SWT dan Rosul-Nya dengan sungguh-sungguh. Jangan selalu berpura-pura beriman, tetapi perbuatan dan tingkah laris mereka bertentangan dengan kat-kata yang mereka ucapkan. Ini ialah sebagai peringatan terakhir kepada mereka. Apabila mereka tetap juga berpaling dari kebenaran dan melaksanakan hal-hal yang merugikan usaha kaum Muslimin maka katakanlah kepada mereka  dosa perbuatan mereka itu akan dipikul diatas bahu mereka sendiri dan tidak akan membahayakan Nabi dan kaum Muslimin sedikitpun. Mereka akan mendapatkan kemurkaan Allah SWT dan siksanNya. Bila mereka benar-benar taat dan keluar dari kesesatan dengan mendapatkan petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya pasti mereka akan termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Kewajiban rasul hanya memberikan petunjuk dan nasihat. Menerima atau menolak ialah keputusan masing-masing, diluar tanggung jawab rasul.


Baca artikel dibawah ini: 


Kesimpulan :

  1. Allah SWT melarang Nabi mendapatkan sumpah mereka dan menyuruh Nabi memberi peringatan terakhir biar mereka benar-benar beriman serta taat dan patuh mendapatkan perintah Allah dan Rasul-Nya
  2. Apabila mereka tidak insaf, maka nabi dibebaskan dari tanggungjawab terhadap perbuatan mereka lantaran rasul hanya berkewajiban memberikan petunjuk dan nasihat.

1.    Menjelaskan kandungan QS. An-Nisaa : 80 Tentang taat kepada Allah dan RasulNya

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا (٨٠)
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka (QS. An-Nisaa : 80)

Perintah dan larangan Rasul yang tidak menyangkut urusan keagamaan umpamanya yang berafiliasi dengan keduniaan menyerupai urusan pertanian dan pertahanan, maka rasul sendiri bersedia mendapatkan pendapat dari sahabatnya yang lebih mengetahui masalahnya.
Menurut sejarah, dalam menjaga kesopanan terhadap rasul para sobat bertanya lebih dahulu apakah hal itu datangnya dari Allah SWT atau pendapat Rasul sendiri. Jika ditegaskan oleh Rasul bahwa ini ialah dari Allah SWT maka mereka menaati tanpa ragu-ragu dan bila dikatakan bahwa ini pendapat Muhammad maka para sobat menemukakan pula pendapat mereka. Peristiwa ini pernah terjadi lantaran sobat menghadapi perintah Rasul dalam menentukan suatu daerah yang akrab ke mata air untuk kepentingan seni administrasi pertahanan dikala perang Badar.
Ketika menunjukan lantaran turunnya ayat ini Muqatil meriwayatkan bahwa dikala Nabi Bersabda yang artinya :
”Barang siapa mengasihi saya bahwasanya ia mengasihi Allah. Dan barang siapa yang menaati saya sesunnguhnya ia menaati Allah. Orang munafik berkata, “Tidaklah kau mendengar kata pria ini (Muhammad)? Sesungguhnya ia telah mendekati syirik. Sesungguhnya ia melarang kita menyembah selain Allah dan ia menghendaki kita menjadikannya ilahi sebagaimana orang-orang Kristen menimbulkan Isa tuhan. Maka Allah menurunkan ayat ini.”      (Riwayat Muqatil).
Menaati Rasul tidak sanggup dikatakan perbuatan syirik, lantaran Rasul penyampai perintah Allah. Dengan demikian menaati Rasul ialah menaati Allah, bukan mempersekutukannya dengan Allah.
Di dalam Tafsir al-Maragi dijelaskan bahwa syirik itu sendiri terdiri dari dua macam. Pertama, syirik uluhiyah, yaitu mempercayai adanya adanya sesuatu selain Allah yang memiliki kekuatan mistik dan sanggup memberi manfaat dan memberi mudarat. Kedua, syirik rububiyah,mempercayai bahwa ada sesuati selain Allah yang memiliki hak memutuskan aturan haram dan halal, lantaran semua mahluk tunduk kepada kehendak_Nya.
Allah menghendaki biar Rasul-Nya (Muhammad) tidak mengambil tindakan kekerasan atau paksaan terhadap orang yang tidka mneaatinya, lantaran ia diutus hanya sekedar memberikan informasi bangga dan peringatan keras. Keimanan insan pada kerasulannya tidak digantungkan kepada paksaan, tetapi kepada kesadaran sesudah memakai pikiran.

C.     Menunjukkan  sikap orang yang mengamalkan QS. An-Nuur : 54 dan QS. An-Nisaa : 80 Tentang taat kepada Allah dan RasulNya
Orang mukmin pria maupun wanita harus takut kepada Allah SWT dimana berada dengan maksud takut kepada Allah SWT disebabkan dosa-dosa yang telah dikerjakannya, dan selalu memelihara diri dari segala macam dosa-dosa yang mungkin terjadi.
Siapa yang mentaati semua perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangan-Nya  disebabkan meyakini bahwa mengerjakan perintah Allah SWT itulah yang akan membawa kepada kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat, meninggalkan semua larangan-Nya, akan menjauhkan mereka dari ancaman dan malapetaka di dunia dan alam abadi dan selalu bertaqwa kepada-Nya, dan berbuat baik terhadap sesama manusia, maka mereka itu termasuk golongan orang-orang yang mencapai keridloaan Ilahi dan bebas dari segala siksaan-Nya di alam abadi nanti. Hal ini sesuai dengan QS. An-Nuur : 52 :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ (٥٢)
Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka ialah orang- orang yang menerima kemenangan (QS. An-Nuur : 52)

Disamping itu juga, Allah SWT menyuruh yang baik dan mencegah dari yang munkar, mendirikan  sholat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah.

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (٧١)
 dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;. (QS. Al Taubah: 71)

يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولا (٦٦)
Pada hari dikala muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata Kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul".   (QS. Al Ahzab: 66

قَالَتِ الأعْرَابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الإيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (١٤)
Artinya :
14. Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami telah tunduk', lantaran keyakinan itu belum masuk ke dalam hatimu; dan bila kau taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."            (QS. Al Hujurat: 14)

D.   Menerapkan dalam kehidupan sikap untuk taat kepada Allah dan RasulNya menyerupai yang terkandung dalam QS. An-Nuur : 54 dan QS. An-Nisaa : 80 Tentang taat kepada Allah dan RasulNya

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ (٥٤)
Katakanlah: "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan bila kau berpaling MakaSesungguhnya kewajiban Rasul itu ialah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kau sekalian ialah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan bila kau taat kepadanya, pasti kau menerima petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan memberikan (amanat Allah) dengan terang". (QS. An-Nuur : 54)

Allah SWT memerintahkan  kepada Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan kepada mereka untuk taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dengan sungguh-sungguh. Jangan selalu berpura-pura beriman, akan tetapi perbuatan dan tingkah laris mereka bertentangan dengan kata-kata yang mereka ucapkan. Ini ialah sebagai peringatan terakhir kepada mereka. Apabila mereka tetap juga berpaling dari kebenaran dan melaksanakan hal-hal yang merugikan usaha kaum muslimin maka katakanlah kepada mereka bahwa dosa perbuatan mereka itu akan dipikulkan diatas bahu mereka sendiri dan tidak akan membahayakan Nabi dan kaum muslimin sedikitpun. Mereka akan menerima kemurkaan Allah SWT dan siksaanNya. Apabila mereka benar-benar taat dan keluar dari kesasesatan dengan mendapatkan petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya pasti mereka akan termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Kewajiban Rasul hanya memberikan petunjuk dan nasehat. Menerima atau menolak ialah keputusan masing-masing, diluar tanggung jawab Rasul.
Dalam dunia pendidikan, tentunya kita melaksanakan dasar-dasar aturan-aturan telah ditetapkan oleh pendidikan nasional.
Menerapkan dalam kehidupan sikap untuk taat kepada Allah dan RasulNya menyerupai yang terkandung dalam QS. An-Nuur : 54 dan QS. An-Nisaa : 80 Tentang taat kepada Allah dan RasulNya

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا (٨٠)
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka (QS. An-Nisaa : 80)

Perintah dan larangan Rasul yang tidak menyangkut urusan keagamaan umpamanya yang berafiliasi dengan keduniaan menyerupai urusan pertanian dan pertahanan, maka Rasul sendiri bersedia mendapatkan pendapat dari sahabatnya yang lebih mengetahui masalahnya.
Akhlak atau sopan santun sobat berhadap Rasul dikala ada permasalahan lebih dahulu bertanya apakah hal itu datangnya dari Allah SWT atau pendapat Rasul sendiri. Jika ditegaskan oleh Rasul bahwa ini ialah dari Allah SWT maka mereka menaati tanpa ragu-ragu dan bila dikatakan bahwa ini pendapat Muhammad maka para sobat mengemukakan pula pendapat mereka. Peristiwa ini pernah terjadi dikala sobat menghadapi perintah Rasul dalam menentukan suatu daerah yang akrab ke mata air untuk kepentingan seni administrasi pertahanan dikala perang Badar.

Allah SWT menghendaki biar Rasul-Nya (Muhammad) tidak mengambil tindakan kekerasan atau paksaan terhadap orang yang tidak menaatinya, lantaran ia diutus hanya sekedar memberikan informasi bangga dan peringatan keras. Keimanan insan pada kerasulannya tidak digantungkan kepada paksaan, akan tetapi kesadaran sesudah memakai pikiran.

Baca juga: Ayat wacana nikmat Allah dan cara bersyukur


Sumber http://www.pagunpost.com